Kamis, 30 Agustus 2012

KENAPA SULIT MEMBEDAKAN MANA YANG SESAT DAN MANA YANG KRIMINAL DI SAMPANG



Seluruh bangsa Indonesia baru saja melewati peringatan hari kemerdekaan 17 agustus dan mayoritas muslim juga telah menjalani ibadah puasa Ramadhan yang telah berlalu serta merayakan hari besar Idul Fitri yang di tahun 2012 ini umat muslim di Indonesia berlebaran tepat dihari yang sama, sungguh sesuatu hal yang langka tidak terjadinya perbedaan dalam merayakan lebaran kali ini walaupun masih terdapat adanya perbedaan yang terjadi saat penentuan serta penetapan 1 Ramadhan kemarin.
Belum lama kita telah menikmati suka cita dalam menyambut kemerdekaan, namun lagi-lagi bangsa Indonesia dihadapkan oleh persoalan yang terjadi di akhir agustus menyangkut tentang konflik yang terjadi di Sampang, Jawa Timur yang berujung pada pembakaran pemukiman warga penganut Syiah. Kali ini isu persoalan konflik dan pembakaran pemukiman Syiah menjadi sorotan, warga muslim setempat resah serta kurang berkenan dengan adanya penganut ajaran tersebut di daerah itu hingga berlanjut pada konflik yang tidak terhindarkan. Perbedaan dalam akidah dan ibadah kemungkinan besar yang menjadi pemicu kasus tersebut, akan tetapi sebagian masyarakat lain di Indonesia berkembang opini publik bahwa diasumsikan kasus tersebut murni kriminal dan tidak terkait persoalan agama menyangkut perbedaan dalam golongan.
Hal ini menjadi bukti bahwa masih adanya soal perbedaan yang belum pernah selesai, sebelumnya kasus serupa terjadi atas golongan umat yang menamakan diri sebagai Ahmadiyah yang ditentang masyarakat Islam dan tidak jauh berbeda berlanjut konflik seperti yang terjadi di Sampang, Jawa Timur bahwa warga tidak berkenan dengan segala aktifitas serta kehadiran segolongan Syiah ini di pemukiman mereka.
Dilain pihak yakni kontrol sosial ternyata tidak mampu membendung amarah warga yang meledak hingga konflik tidak terhindarkan dan diasumsikan input keinginan warga pada persoalan Syiah kepada pihak kontrol sosial tidak mendapatkan titik temu, dan sehingga menyebabkan masyarakat muslim harus  turun tangan demi menjaga nama baik agama Islam berdasarkan dan sesuai Al-Quran dan Sunnah.
Berbagai kontradiksi antara Syiah dan umat Islam dari sisi fundamental agama Islam maupun dari potret sejarah membuktikan dasar persoalan pertentangan terhadap Syiah dan atas dasar fakta -fakta pada semua peristiwa dan untuk lebih mengetahui substansi dari ajaran Syiah itu sendiri yang menjadikan Islam tidak mengakui bahwa Syiah adalah bagian dari Islam, dengan kata lain “Syiah bukan Islam”. Mengapa???, ada baiknya mari kita melihat dan telusuri inti ajaran Syiah itu seperti apa, dan berikut Ringkasan sejumlah peristiwa terkait Syiah.
Syiah memiliki banyak sekte-sekte yang mana kesemuanya hakikat yang dimiliki ialah sama antara lain ada yang disebut Qadariyah, Ja’fariyyah, Imamiyyah dan yang lainnya.
Rafidhah merupakan sebutan yang dikenal golongan Syiah berasal dari kata “Rafadhnaka” yang memiliki arti “Kami menolakmu”, kemudian menjadi nama yang dikenal dengan sebutan Rafidhah dan itulah Syiah yang mutlak disebut sekarang.
Pendiri Syiah ialah bernama Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menipu umat menjadi seorang muslim dan menyusup ke dalam masyarakat dengan memprovokasi dikalangan awam berbagai fitnah yang ditujukan kepada Khalifah Utsman bin Affan. Di tahun ke 34 Hijriah masyarakat memberontak dan di Tahun ke 35 Hijriah Khalifah Utsman bin Affan terbunuh di Madinah.
Sebelumnya  di tahun 23 Hijriah Khalifah Umar bin Khattab terbunuh yang pada saat itu Romawi, Persia, Mesopotamia, Palestina, Suriah, Mesir di taklukan Islam dibawah kekhalifahan Umar bin Khattab, pembunuhnya ialah bernama Abu Lu’luah yang sangat dihormati di kalangan Syiah dan disebut sebagai pembela agama.
Fakta membeberkan Syiah yang membunuh Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain. Sang pembunuh Husain ialah dipimpin oleh mantan tentara pasukan Ali bin Abi Thalib yang menjadi Khalifah 148 Hijriah sampai 193 Hijriah yang bernama Ubaidillah bin Ziyad dan memerintahkan Sanan bin Anas An-Nakhai serta Syammar bin Dzil Jusyan yang merupakan tokoh eksekusi dalam melaksanakan pembunuhan tersebut.
Selanjutnya pemerintahan yang  menzhalimi rakyatnya di Irak dilakukan oleh An Nashir Lidinillah dimasa pemerintahan Khalifah Abbasiyah dan dia termasuk yang bermadzhab Syiah. Lalu di tahun 301 Hijriah sampai  567 Hijriah terjadi pembantaian muslim dilakukan oleh pemimpin Dinasti Fathimiyah di Mesir yang bernama Al-Afdhal dengan berkolaborasi dan atas bantuan tentara Salibis mengalahkan Sunni yang waktu itu dibawah Dinasti Turki Saljuk.
Berikutnya pembantaian muslim ditahun 656 Hijriah atas pemerintahan Al-Mu’tashim Billah dimana menterinya ialah bernama Muhammad bin Al-Qami dan Nashiruddin Ath-Thusi dari golongan Syiah bersekutu dengan Hulagu Khan yang merupakan pemimpin Tatar dan di tahun 658 Hijriah atas persengkongkolan diantara kamaluddin At-Taflisi dan Muhammad bin Yusuf Al-kanji yang merupakan 2 ulama Syiah dengan pemimpin Tatar untuk membantai penduduk muslim di Syam.
Antara bulan Mei sampai Juni 1985 suatu kelompok membunuh dan melukai 3100 orang warga Sunni palestina dan kelompok pembantai itu ialah Hizbullah. Selanjutnya sekitar 200 ribu muslim Irak dibunuh dengan cara dipotong bagian tubuhnya oleh hasil kerja sama Amerika dan Syiah yang dinyatakan pembesar Iran bahwa Kabul dan Baghdad tidak akan mudah jatuh tanpa peran Syiah. Serta serentetan fakta-fakta yang terjadi di Pakistan, Saudi Arabia, Bahrain, Yaman dan yang lainnya akan kekejaman dan kebengisan Syiah terhadap muslim yang terjadi.
SUBSTANSI DARI AJARAN SYIAH
Banyak sekali kontradiksi antara keyakinan antara Syiah dan Islam, yang diyakini kelompok Syiah sebagai pokok keyakinan dalam agama dan diantaranya ialah;
1.      Mereka percaya bahwa Imam yang membawa turun temurun yang mereka sebut Mushaf Fathimah dan yang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib dari Al-Quran hanya sepertiga dan menganggap Al-Quran banyak yang telah dirubah dan yang kurang bahkan mereka sekarang menunggu datangnya Imam yng mereka sebut AL-Muntazhar.
2.      Mereka percaya hanya 12 Imam yang mampu menafsirkan dan memahami Al-Quran.
3.    Mereka tidak percaya Asmaul Husna  dengan melakukan meniadakannya nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT.
4.      Mereka percaya mencintai para Imam ialah bagi mereka Iman.
5.      Mereka tidak percaya Takdir dengan tidak mengimaninya.
6.      Mereka percaya Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah yang di wasiatkan sepeninggalan Muhammad SAW.
7.      Mereka percaya bahwa sahabat Nabi murtad dan kafir kecuali dari golongan mereka.
8.     Mereka percaya Allah memberi Wahyu kepada 12 Imam dan yang menguasai Sunnah Rasul hanya Ali bin Abi Thalib.
9.      Mereka tidak mengakui Khalifah Abu Bakar dan Umar dan percaya 12 Imam yang memimpin umat muslim.
10.  Mereka percaya yang memiliki sifat ma’shum ialah Imam.
11.  Mereka percaya tanpa keinginan mereka para Imam tidak akan mati.
12.  Mereka percaya dengan keinginan mereka para Imam dapat bangkit dari kubur.
13.  Mereka percaya Nabi dan Rasul tidak lebih mulia dari pada Imam.
14.  Mereka percaya akan bangkit dari kematian yakni para Imam dan Ahlussunnah lalu Abu Bakar dan Umar akan mereka salib serta Aisyah akan dikenakan hukuman zina.
15.  Mereka percaya bahwa tempat suci merupakan kuburan Imam.
16.  Mereka percaya Allah menarik perkataan yang difirmankan, keyakinan ini disebut Bada’
17.  Mereka yakin diluar golongan mereka tidak masuk surga karena diyakini kafir.
18.  Mereka percaya beban dosa Syiah yang menanggung Ahlussunnah dan pahala Ahlussunnah untuk Syiah.
19.  Mereka mewajibkan berkata dengan perkataan yang berbeda dengan apa yang dia yakini atau dengan kata lain memperlihatkan yang berbeda dari yang ada dihatinya.
20.  Mereka percaya Imam ke 12 Muhammad bin Hasan al Asykari sampai hari ini menjadi Imam sejak ayahnya wafat.
21. Mereka percaya Ahlussunnah darahnya halal dan memperbolehkan untuk menghina dan melaknat Ahlussunnah.
22.  Mereka percaya nikah mut’ah lebih wajib dari shalat, puasa dan haji dengan menghalalkannya.

ALASAN MENOLAK KEPERCAYAAN SYIAH
Bagi Syiah yang berhak menjadi Khalifah setelah Rasul ialah Ali bin Abi Thalib tetapi semasa Ali bin Abi Thalib hidup bahwa Ali tidak pernah menggugat Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan bahkan disaat Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai Khalifah, tidak pernah Ali memberi hujatan kepada Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Apabila kebenaran bagi Syiah menggugat jabatan Khalifah, tentu Ali bin Abi Thalib menjadi orang pertama yang menggugat namun kenyataannya hal tersebut tidak pernah diperbuat oleh seorang Ali bin Abi Thalib dan tidak terbukti…!
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Ashim, Abdullah bin Imam Ahmad, al-Ajurri bahwa Ali bin Abi Thalib berkata :
Sungguh akan ada orang-orang yang dimasukan oleh Allah kedalam neraka karena kecintaan mereka kepadaku. Dan sungguh akan ada orang-orang yang dimasukan oleh Allah ke dalam neraka karena kebencian mereka kepadaku.
Kemudian kematian Husain pada peristiwa Karbala menjadi momen hari besar mereka yang dikenal hari Asyura tetapi anehnya hari untuk Ali bin Abi Thalib tidak ada, padahal Ali sangat mereka muliakan dan ini bukti tidak konsistennya Syiah serta bukti kebohongan-kebohongan mereka sebagai Islam.
Agama dipandangan Syiah penuh dengan dominasi soal politik dengan inti utama dendam politik berkutat soal hak jabatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah, peristiwa Karbala yang menimpa Husain bin Ali, dendam Mu’awiyah yang menjadi tradisi ke anak cucu mereka.
Kebencian Syiah yang ditonjolkan kepada non-muslim tidak melebihi kebencian Syiah terhadap Sunni, walaupun mereka berdalih bersaudara dengan konteks ingin menjalin ukhuwah namun itu merupakan kedok dari kalangan Syiah bahwa telah jelas mereka membenci sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan isteri-isteri Nabi seperti Aisyah dan Hafshah dengan mengamalkan segala hujatan tersebut sebagai pengamalan cara beragama mereka dan perbuatan menghujat sahabat sama saja memusuhi Islam.
Syiah tidak memuliakan wanita dengan praktik nikah mut’ah yakni sebagai pemuas seks mereka dengan menzhalimi wanita dengan perkawinan berdasarkan kontrak. Esensinya ialah seks bebas dengan mengatasnamakan agama mengganti pelacuran. Wanita tertindas dan buruknya wanita dipandangan Syiah lebih rendah dari binatang, hak waris wanita atas suami tidak ada, tidak menafkahkan wanita dengan baik, apabila hamil resiko yang menanggung adalah wanita itu sendiri sesuai kontrak tersebut. Inilah bukti wanita tidak terhormat ditempatkan oleh Syiah dengan ajaran menghalalkan nikah tersebut lebih utama dari pada Shalat, Astaghfirullah…
Bukti lainnya Syiah tidak pernah berperang bersama muslim terhadap kafir melainkan sebaliknya Syiah selalu terlibat dengan kafir berkerjasama dalam memerangi Islam. Masihkah kita menyatakan mereka Islam? Setelah bukti nyata akan kesesatan dan kezhaliman mereka tampak secara terang-terangan mereka memusuhi Islam, namun yang terjadi di Sampang menjadikan umat muslim dituduh sebagai kriminal dalam menyelesaikan dengan kekerasan lalu dicap ekstrim namun kebanyakan orang-orang di negara ini yang mayoritas anggap perbedaan merupakan suatu rahmad, ini bukan perbedaan, ini melecehkan agama kita Islam, menyakiti umat Islam, harusnya ini disadari umat Islam dimana mayoritas di negara ini, buka mata hati siapakah yang kriminal dengan hawa nafsu mengubah-ubah ajaran Rasulullah dan hukum Allah, masih kurangkah bukti mereka memerangi Islam, dari pemaparan diatas jelas ajaran Syiah melenceng dari ajaran Islam dan bukanlah dari sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
 Mereka bukan Islam melainkan mereka menyelewengkan agama Islam setelah kebenaran mereka ketahui dan para agamawan Syiah membuat orang-orang awam celaka dan sesat. Janganlah diikuti dan didengar ajaran mereka bagi yang masih memiliki akal yang sehat bahwa akidah mereka hitam dan gelap, mereka pendusta, penipu, penuh dengan kesesatan, menyimpang dan seluruhnya kepalsuan.
Mereka ingin memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci (QS. Ash-Shaff/61:8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar