Seluruh bangsa Indonesia baru saja melewati peringatan hari kemerdekaan 17 agustus dan mayoritas muslim juga telah menjalani ibadah puasa Ramadhan yang telah berlalu serta merayakan hari besar Idul Fitri yang di tahun 2012 ini umat muslim di Indonesia berlebaran tepat dihari yang sama, sungguh sesuatu hal yang langka tidak terjadinya perbedaan dalam merayakan lebaran kali ini walaupun masih terdapat adanya perbedaan yang terjadi saat penentuan serta penetapan 1 Ramadhan kemarin.
Belum lama kita
telah menikmati suka cita dalam menyambut kemerdekaan, namun lagi-lagi bangsa
Indonesia dihadapkan oleh persoalan yang terjadi di akhir agustus menyangkut
tentang konflik yang terjadi di Sampang, Jawa Timur yang berujung pada
pembakaran pemukiman warga penganut Syiah. Kali ini isu persoalan konflik dan
pembakaran pemukiman Syiah menjadi sorotan, warga muslim setempat resah serta
kurang berkenan dengan adanya penganut ajaran tersebut di daerah itu hingga
berlanjut pada konflik yang tidak terhindarkan. Perbedaan dalam akidah dan
ibadah kemungkinan besar yang menjadi pemicu kasus tersebut, akan tetapi
sebagian masyarakat lain di Indonesia berkembang opini publik bahwa diasumsikan
kasus tersebut murni kriminal dan tidak terkait persoalan agama menyangkut
perbedaan dalam golongan.
Hal ini menjadi
bukti bahwa masih adanya soal perbedaan yang belum pernah selesai, sebelumnya
kasus serupa terjadi atas golongan umat yang menamakan diri sebagai Ahmadiyah
yang ditentang masyarakat Islam dan tidak jauh berbeda berlanjut konflik
seperti yang terjadi di Sampang, Jawa Timur bahwa warga tidak berkenan dengan
segala aktifitas serta kehadiran segolongan Syiah ini di pemukiman mereka.
Dilain pihak yakni
kontrol sosial ternyata tidak mampu membendung amarah warga yang meledak hingga
konflik tidak terhindarkan dan diasumsikan input keinginan warga pada persoalan
Syiah kepada pihak kontrol sosial tidak mendapatkan titik temu, dan sehingga
menyebabkan masyarakat muslim harus
turun tangan demi menjaga nama baik agama Islam berdasarkan dan sesuai
Al-Quran dan Sunnah.
Berbagai
kontradiksi antara Syiah dan umat Islam dari sisi fundamental agama Islam
maupun dari potret sejarah membuktikan dasar persoalan pertentangan terhadap
Syiah dan atas dasar fakta -fakta pada semua peristiwa dan untuk lebih
mengetahui substansi dari ajaran Syiah itu sendiri yang menjadikan Islam tidak
mengakui bahwa Syiah adalah bagian dari Islam, dengan kata lain “Syiah bukan
Islam”. Mengapa???, ada baiknya mari kita melihat dan telusuri inti ajaran
Syiah itu seperti apa, dan berikut Ringkasan sejumlah peristiwa terkait Syiah.
Syiah memiliki
banyak sekte-sekte yang mana kesemuanya hakikat yang dimiliki ialah sama antara
lain ada yang disebut Qadariyah, Ja’fariyyah, Imamiyyah dan yang lainnya.
Rafidhah merupakan
sebutan yang dikenal golongan Syiah berasal dari kata “Rafadhnaka” yang
memiliki arti “Kami menolakmu”, kemudian menjadi nama yang dikenal dengan
sebutan Rafidhah dan itulah Syiah yang mutlak disebut sekarang.
Pendiri Syiah ialah
bernama Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menipu umat menjadi seorang
muslim dan menyusup ke dalam masyarakat dengan memprovokasi dikalangan awam
berbagai fitnah yang ditujukan kepada Khalifah Utsman bin Affan. Di tahun ke 34
Hijriah masyarakat memberontak dan di Tahun ke 35 Hijriah Khalifah Utsman bin
Affan terbunuh di Madinah.
Sebelumnya di tahun 23 Hijriah Khalifah Umar bin Khattab
terbunuh yang pada saat itu Romawi, Persia, Mesopotamia, Palestina, Suriah,
Mesir di taklukan Islam dibawah kekhalifahan Umar bin Khattab, pembunuhnya
ialah bernama Abu Lu’luah yang sangat dihormati di kalangan Syiah dan disebut
sebagai pembela agama.
Fakta membeberkan
Syiah yang membunuh Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain. Sang pembunuh Husain
ialah dipimpin oleh mantan tentara pasukan Ali bin Abi Thalib yang menjadi
Khalifah 148 Hijriah sampai 193 Hijriah yang bernama Ubaidillah bin Ziyad dan
memerintahkan Sanan bin Anas An-Nakhai serta Syammar bin Dzil Jusyan yang
merupakan tokoh eksekusi dalam melaksanakan pembunuhan tersebut.
Selanjutnya
pemerintahan yang menzhalimi rakyatnya
di Irak dilakukan oleh An Nashir Lidinillah dimasa pemerintahan Khalifah
Abbasiyah dan dia termasuk yang bermadzhab Syiah. Lalu di tahun 301 Hijriah
sampai 567 Hijriah terjadi pembantaian
muslim dilakukan oleh pemimpin Dinasti Fathimiyah di Mesir yang bernama
Al-Afdhal dengan berkolaborasi dan atas bantuan tentara Salibis mengalahkan
Sunni yang waktu itu dibawah Dinasti Turki Saljuk.
Berikutnya
pembantaian muslim ditahun 656 Hijriah atas pemerintahan Al-Mu’tashim Billah
dimana menterinya ialah bernama Muhammad bin Al-Qami dan Nashiruddin Ath-Thusi
dari golongan Syiah bersekutu dengan Hulagu Khan yang merupakan pemimpin Tatar
dan di tahun 658 Hijriah atas persengkongkolan diantara kamaluddin At-Taflisi
dan Muhammad bin Yusuf Al-kanji yang merupakan 2 ulama Syiah dengan pemimpin
Tatar untuk membantai penduduk muslim di Syam.
Antara bulan Mei
sampai Juni 1985 suatu kelompok membunuh dan melukai 3100 orang warga Sunni
palestina dan kelompok pembantai itu ialah Hizbullah. Selanjutnya sekitar 200 ribu
muslim Irak dibunuh dengan cara dipotong bagian tubuhnya oleh hasil kerja sama
Amerika dan Syiah yang dinyatakan pembesar Iran bahwa Kabul dan Baghdad tidak
akan mudah jatuh tanpa peran Syiah. Serta serentetan fakta-fakta yang terjadi
di Pakistan, Saudi Arabia, Bahrain, Yaman dan yang lainnya akan kekejaman dan
kebengisan Syiah terhadap muslim yang terjadi.
SUBSTANSI DARI AJARAN SYIAH
Banyak sekali
kontradiksi antara keyakinan antara Syiah dan Islam, yang diyakini kelompok
Syiah sebagai pokok keyakinan dalam agama dan diantaranya ialah;
1.
Mereka
percaya bahwa Imam yang membawa turun temurun yang mereka sebut Mushaf Fathimah
dan yang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib dari Al-Quran hanya sepertiga dan
menganggap Al-Quran banyak yang telah dirubah dan yang kurang bahkan mereka
sekarang menunggu datangnya Imam yng mereka sebut AL-Muntazhar.
2.
Mereka
percaya hanya 12 Imam yang mampu menafsirkan dan memahami Al-Quran.
3. Mereka
tidak percaya Asmaul Husna dengan
melakukan meniadakannya nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT.
4.
Mereka
percaya mencintai para Imam ialah bagi mereka Iman.
5.
Mereka
tidak percaya Takdir dengan tidak mengimaninya.
6.
Mereka
percaya Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah yang di wasiatkan sepeninggalan
Muhammad SAW.
7.
Mereka
percaya bahwa sahabat Nabi murtad dan kafir kecuali dari golongan mereka.
8. Mereka
percaya Allah memberi Wahyu kepada 12 Imam dan yang menguasai Sunnah Rasul
hanya Ali bin Abi Thalib.
9.
Mereka
tidak mengakui Khalifah Abu Bakar dan Umar dan percaya 12 Imam yang memimpin
umat muslim.
10. Mereka percaya yang memiliki
sifat ma’shum ialah Imam.
11. Mereka percaya tanpa keinginan
mereka para Imam tidak akan mati.
12. Mereka percaya dengan keinginan
mereka para Imam dapat bangkit dari kubur.
13. Mereka percaya Nabi dan Rasul
tidak lebih mulia dari pada Imam.
14. Mereka percaya akan bangkit dari
kematian yakni para Imam dan Ahlussunnah lalu Abu Bakar dan Umar akan mereka
salib serta Aisyah akan dikenakan hukuman zina.
15. Mereka percaya bahwa tempat suci
merupakan kuburan Imam.
16. Mereka percaya Allah menarik
perkataan yang difirmankan, keyakinan ini disebut Bada’
17. Mereka yakin diluar golongan
mereka tidak masuk surga karena diyakini kafir.
18. Mereka percaya beban dosa Syiah
yang menanggung Ahlussunnah dan pahala Ahlussunnah untuk Syiah.
19. Mereka mewajibkan berkata dengan
perkataan yang berbeda dengan apa yang dia yakini atau dengan kata lain
memperlihatkan yang berbeda dari yang ada dihatinya.
20. Mereka percaya Imam ke 12
Muhammad bin Hasan al Asykari sampai hari ini menjadi Imam sejak ayahnya wafat.
21. Mereka percaya Ahlussunnah darahnya
halal dan memperbolehkan untuk menghina dan melaknat Ahlussunnah.
22. Mereka percaya nikah mut’ah lebih
wajib dari shalat, puasa dan haji dengan menghalalkannya.
ALASAN MENOLAK KEPERCAYAAN SYIAH
Bagi Syiah yang
berhak menjadi Khalifah setelah Rasul ialah Ali bin Abi Thalib tetapi semasa
Ali bin Abi Thalib hidup bahwa Ali tidak pernah menggugat Khalifah Abu Bakar,
Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan bahkan disaat Ali bin Abi Thalib menjabat
sebagai Khalifah, tidak pernah Ali memberi hujatan kepada Abu Bakar, Umar bin
Khattab dan Utsman bin Affan. Apabila kebenaran bagi Syiah menggugat jabatan
Khalifah, tentu Ali bin Abi Thalib menjadi orang pertama yang menggugat namun
kenyataannya hal tersebut tidak pernah diperbuat oleh seorang Ali bin Abi
Thalib dan tidak terbukti…!
Diriwayatkan oleh
Imam Ibnu Abi Ashim, Abdullah bin Imam Ahmad, al-Ajurri bahwa Ali bin Abi
Thalib berkata :
Sungguh
akan ada orang-orang yang dimasukan oleh Allah kedalam neraka karena kecintaan
mereka kepadaku. Dan sungguh akan ada orang-orang yang dimasukan oleh Allah ke
dalam neraka karena kebencian mereka kepadaku.
Kemudian kematian
Husain pada peristiwa Karbala menjadi momen hari besar mereka yang dikenal hari
Asyura tetapi anehnya hari untuk Ali bin Abi Thalib tidak ada, padahal Ali
sangat mereka muliakan dan ini bukti tidak konsistennya Syiah serta bukti
kebohongan-kebohongan mereka sebagai Islam.
Agama dipandangan
Syiah penuh dengan dominasi soal politik dengan inti utama dendam politik
berkutat soal hak jabatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah, peristiwa
Karbala yang menimpa Husain bin Ali, dendam Mu’awiyah yang menjadi tradisi ke
anak cucu mereka.
Kebencian Syiah
yang ditonjolkan kepada non-muslim tidak melebihi kebencian Syiah terhadap
Sunni, walaupun mereka berdalih bersaudara dengan konteks ingin menjalin
ukhuwah namun itu merupakan kedok dari kalangan Syiah bahwa telah jelas mereka
membenci sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan
isteri-isteri Nabi seperti Aisyah dan Hafshah dengan mengamalkan segala hujatan
tersebut sebagai pengamalan cara beragama mereka dan perbuatan menghujat
sahabat sama saja memusuhi Islam.
Syiah tidak
memuliakan wanita dengan praktik nikah mut’ah yakni sebagai pemuas seks mereka
dengan menzhalimi wanita dengan perkawinan berdasarkan kontrak. Esensinya ialah
seks bebas dengan mengatasnamakan agama mengganti pelacuran. Wanita tertindas
dan buruknya wanita dipandangan Syiah lebih rendah dari binatang, hak waris
wanita atas suami tidak ada, tidak menafkahkan wanita dengan baik, apabila
hamil resiko yang menanggung adalah wanita itu sendiri sesuai kontrak tersebut.
Inilah bukti wanita tidak terhormat ditempatkan oleh Syiah dengan ajaran
menghalalkan nikah tersebut lebih utama dari pada Shalat, Astaghfirullah…
Bukti lainnya Syiah
tidak pernah berperang bersama muslim terhadap kafir melainkan sebaliknya Syiah
selalu terlibat dengan kafir berkerjasama dalam memerangi Islam. Masihkah kita
menyatakan mereka Islam? Setelah bukti nyata akan kesesatan dan kezhaliman
mereka tampak secara terang-terangan mereka memusuhi Islam, namun yang terjadi
di Sampang menjadikan umat muslim dituduh sebagai kriminal dalam menyelesaikan
dengan kekerasan lalu dicap ekstrim namun kebanyakan orang-orang di negara ini
yang mayoritas anggap perbedaan merupakan suatu rahmad, ini bukan perbedaan,
ini melecehkan agama kita Islam, menyakiti umat Islam, harusnya ini disadari
umat Islam dimana mayoritas di negara ini, buka mata hati siapakah yang
kriminal dengan hawa nafsu mengubah-ubah ajaran Rasulullah dan hukum Allah,
masih kurangkah bukti mereka memerangi Islam, dari pemaparan diatas jelas
ajaran Syiah melenceng dari ajaran Islam dan bukanlah dari sunnah Rasulullah
Muhammad SAW.
Mereka bukan Islam melainkan mereka
menyelewengkan agama Islam setelah kebenaran mereka ketahui dan para agamawan
Syiah membuat orang-orang awam celaka dan sesat. Janganlah diikuti dan didengar
ajaran mereka bagi yang masih memiliki akal yang sehat bahwa akidah mereka
hitam dan gelap, mereka pendusta, penipu, penuh dengan kesesatan, menyimpang
dan seluruhnya kepalsuan.
Mereka
ingin memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah
tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci (QS.
Ash-Shaff/61:8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar